Jumat (22/02) kemarin BEM PKN STAN pada akun instagramnya mengunggah sebuah post yang bertajuk “Kenali Pilihanmu!”. Unggahan berisi informasi seputar pemilu 2019 mulai dari jadwal debat, visi dan misi masing-masing pasangan calon, cara mengecek latar belakang calon legislatif, bahkan juga informasi 49 calon legislatif eks koruptor beserta nama partai politik asal dan daerah pemilihannya.
Unggahan tersebut mendapat respons yang beragam dari pengikut akun @bempknstan, khususnya terkait informasi calon legislatif eks koruptor. Respons tersebut berupa ucapan terima kasih atas info yang diberi dan juga permintaan untuk menyebutkan nama daftar caleg eks koruptor. Komentar juga datang dari Darius, ketua BLM, saat diwawancara mengatakan bahwa lebih baik slide terakhir dihapus karena dapat menimbulkan suatu persepsi bagi mahasiswa terutama bagi pemilih pemula yang masih sulit memahami dan belum berpengalaman. “Dikhawatirkan mereka akan mudah terpancing mengenai persepsi yang dibuat oleh orang lain,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, ditemui pada Rabu (27/02), Gabiela Gumilang, Plt. Menteri Relasi Publik dan Politik (Republik), menjelaskan pihak BEM hanya memperlihatkan fakta yang ada tanpa ada unsur untuk condong ke salah satu pasangan calon. Informasi itu didapat dari internet, wawancara langsung dengan pihak KPU dan membaginya sesuai dengan yang mereka dapatkan. Yudhi Hari Wibowo, wapresma PKN STAN menambahkan, “Kalau saya mikirnya ikatan dinas itu bukan menjadi kerangkeng atau pembatas kita, selama kita menyebarkan informasi yang memang fakta menurutku tidak masalah karena itu juga bisa meningkatkan kepekaan kita. Seperti kita tahu, semakin kesini semakin sering terjadi “kampanye hitam” yang akhirnya membuat kita lupa tentang substansi sebenarnya dari politik itu apa. Selain itu juga pasti setiap pasangan calon punya harapan masing masing yang dibawa untuk negara Indonesia ini."
BEM mengatakan unggahan terkait pemilu tidak ada masalah yang signifikan karena tujuan dari BEM sendiri adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan politik kepada masyarakat khususnya kepada mahasiswa. BEM juga ingin memberikan fakta yang ada tentang pemilu saat ini, lebih tepatnya untuk memberikan kecerdasan politik terhadap mahasiswa. “Kita sebagai mahasiswa PKN STAN memang tidak diperbolehkan untuk terjun ke dalam politik praktis, tetapi bukan berarti kita harus buta juga dengan apa yang sedang terjadi dalam dunia perpolitikan di Indonesia,” tutur Bella.
Terakhir, baik pihak BEM maupun BLM memiliki harapan besar terhadap para mahasiswa PKN STAN dalam pemilu 2019. Harapannya adalah agar mahasiswa PKN STAN menjadi pemilih yang cerdas dengan aktif mencari informasi sebagai dasar untuk memilih. “Sukseskan pemilu dengan tertib, aman, dan damai serta tidak membawa perbedaan pilihan ke dalam garis kehidupan,” harap Darius.
Unggahan tersebut mendapat respons yang beragam dari pengikut akun @bempknstan, khususnya terkait informasi calon legislatif eks koruptor. Respons tersebut berupa ucapan terima kasih atas info yang diberi dan juga permintaan untuk menyebutkan nama daftar caleg eks koruptor. Komentar juga datang dari Darius, ketua BLM, saat diwawancara mengatakan bahwa lebih baik slide terakhir dihapus karena dapat menimbulkan suatu persepsi bagi mahasiswa terutama bagi pemilih pemula yang masih sulit memahami dan belum berpengalaman. “Dikhawatirkan mereka akan mudah terpancing mengenai persepsi yang dibuat oleh orang lain,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, ditemui pada Rabu (27/02), Gabiela Gumilang, Plt. Menteri Relasi Publik dan Politik (Republik), menjelaskan pihak BEM hanya memperlihatkan fakta yang ada tanpa ada unsur untuk condong ke salah satu pasangan calon. Informasi itu didapat dari internet, wawancara langsung dengan pihak KPU dan membaginya sesuai dengan yang mereka dapatkan. Yudhi Hari Wibowo, wapresma PKN STAN menambahkan, “Kalau saya mikirnya ikatan dinas itu bukan menjadi kerangkeng atau pembatas kita, selama kita menyebarkan informasi yang memang fakta menurutku tidak masalah karena itu juga bisa meningkatkan kepekaan kita. Seperti kita tahu, semakin kesini semakin sering terjadi “kampanye hitam” yang akhirnya membuat kita lupa tentang substansi sebenarnya dari politik itu apa. Selain itu juga pasti setiap pasangan calon punya harapan masing masing yang dibawa untuk negara Indonesia ini."
BEM mengatakan unggahan terkait pemilu tidak ada masalah yang signifikan karena tujuan dari BEM sendiri adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan politik kepada masyarakat khususnya kepada mahasiswa. BEM juga ingin memberikan fakta yang ada tentang pemilu saat ini, lebih tepatnya untuk memberikan kecerdasan politik terhadap mahasiswa. “Kita sebagai mahasiswa PKN STAN memang tidak diperbolehkan untuk terjun ke dalam politik praktis, tetapi bukan berarti kita harus buta juga dengan apa yang sedang terjadi dalam dunia perpolitikan di Indonesia,” tutur Bella.
Terakhir, baik pihak BEM maupun BLM memiliki harapan besar terhadap para mahasiswa PKN STAN dalam pemilu 2019. Harapannya adalah agar mahasiswa PKN STAN menjadi pemilih yang cerdas dengan aktif mencari informasi sebagai dasar untuk memilih. “Sukseskan pemilu dengan tertib, aman, dan damai serta tidak membawa perbedaan pilihan ke dalam garis kehidupan,” harap Darius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar