Debat
publik antar pasangan calon (paslon) ketua dan wakil ketua Keluarga Mahasiswa
Pajak (KMP) sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Pemira 2019 telah
dilaksanakan pada 2 Desember lalu di Plasma PKN STAN dengan menghadirkan dua
panelis yaitu Kepala Prodi D III Pajak, Rachmad Utomo dan Anggit Kuncoro Aji
selaku Ketua KMP periode 2018/2019. Acara yang dimulai pada pukul 19.00 WIB
tersebut diawali dengan pemaparan visi dan misi dari masing masing pasangan
calon dan dibagi menjadi tiga sesi tanya jawab yaitu dengan panelis, antar
pasangan calon, dan dengan audiens yang hadir.
Beberapa pertanyaan penting yang
diajukan oleh panelis kepada paslon salah satunya yaitu mengenai bagaimana
langkah optimalisasi
dan efisiensi terhadap program yang
telah ada sebelumnya, ekspansi KMP serta cara mensinergikan program-program KMP.
Menanggapi pertanyaan tersebut, paslon nomor urut 2, Alifan Bayu Mandanggoro dan M.
Alkhilal Ramadhoni, menawarkan salah satu program unggulan mereka yang
bertajuk Sinergi Kejayaan.
Program ini merupakan lanjutan
program terdahulu yang telah dibangun dan akan digalakkan lagi agar KMP lebih sesuai dengan apa yang
diharapkan mahasiswa jurusan Pajak. Untuk ekspansi, paslon 2 telah melakukan
sinergi dengan PUSPA (Pusat Studi Perpajakan) dalam hal penyelenggaraan Pekan Raya Perpajakan Nasional (PRPN) yang dalam rencananya akan
diselenggarakan bertaraf internasional melalui kerja sama dengan Universitas Queensland Australia. Sedangkan untuk efisiensi, paslon 2 menawarkan program
kerja berupa rapat koordinasi antara KMP dengan angkatan sebagai bentuk sinergi serta berfungsi sebagai tempat untuk menampung
aspirasi antar angkatan yang
nantinya dapat diwujudkan
menjadi program yang diinginkan oleh mahasiswa Pajak.
Lain halnya dengan jawaban dari paslon
nomor urut 1, Muhammad Rizky
Ramadhan dan Akbar Anugerah Pratama. Terkait ekspansi, mereka memiliki rencana untuk
menyelaraskan dengan visi prodi D
III Pajak. Dengan
harapan KMP dapat menjadi
pusat studi mahasiswa perpajakan di seluruh Indonesia melalui program-program eksternal yang akan lebih difokuskan terutama pada forum IPSA dan pembahasan isu perpajakan internasional
seperti melalui seminar
internasional PRPN.
Dalam debat
ini juga muncul isu mengenai sikap intoleran terhadap perbedaan dan keberagaman
yang sempat dituduhkan kepada mahasiswa PKN STAN. Kedua paslon memiliki cara yang berbeda dalam
mengatasi isu tersebut. Paslon 2 berpendapat bahwa media sosial dapat
digunakan sebagai salah satu senjata utama untuk memerangi
isu tersebut. Selain itu, website KMP dapat dimanfaatkan untuk
menunjukkan kepada kampus lain seperti apa KMP sebenarnya.
Sedangkan dari paslon 1 lebih memilih
mengatasinya dengan program atau kegiatan yang mengedepankan toleransi dan mengesampingkan
radikalisme yang diiringi
dengan publikasi
secara masif dan intensif.
Publikasi ini menjadi bukti
bahwa program tersebut efektif
dan mampu memberikan efek
nyata dan positif terhadap mahasiswa jurusan Pajak sekaligus memberikan gambaran kepada pihak luar tentang bagaimana
kampus PKN STAN. Selain itu, acara
sosial dan kemasyarakatan yang telah digagas oleh KMP secara efisien dan
terpadu, seperti KMP Social Project, akan
lebih dimasifkan lagi publikasinya untuk menunjukkan pada masyarakat bahwa PKN
STAN juga bisa.
Salah satu daya tarik para paslon
tentunya adalah program kerja yang ditawarkan. Mengenai hal tersebut, Rachmad
Utomo menanyakan kepada masing-masing paslon mengenai program apa yang
sudah ada dan akan ada di tahun 2020. Paslon 1 menawarkan program Tax Development
Center yang berfokus pada pengembangan softskill dan employement.
Selain itu mereka juga ingin program yang menanamkan
nilai-nilai terutama nilai Kementerian
Keuangan, nilai toleransi
dan nilai lainnya.
Sedangkan paslon 2 mengedepankan arti penting social value yang merupakan nilai yang lebih besar dari AD/ART ataupun
program-programnya. Untuk rincian
program masih belum ditentukan
karena perlu didiskusikan dengan pihak-pihak terkait, namun penanaman nilai akan ditanamkan
mulai dari nilai-nilai sederhana. Selain itu, melalui program sosial yaitu
Kembang dan Bangkitkan Desa,
KMP akan memiliki desa binaan dan akan membina masyarakat serta membantu pencatatan WKM.
Masih terkait program kerja yang
diusung, Anggit memberikan
pertanyaan pamungkas mengenai
langkah nyata apa yang akan dilakukan
para paslon terhadap program yang telah disebutkan serta cara agar seluruh mahasiswa Pajak benar-benar tahu dan paham atas
keinginan paslon. Menanggapi pertanyaan
tersebut, paslon 2 mengungkapkan bahwa poin penting mereka adalah interaksi dengan
mahasiswa layaknya pengguna akun instagram yang interaktif terhadap follower-nya. Ini adalah upaya untuk
meningkatkan engagement terhadap
program-program KMP sehingga bisa dinikmati oleh seluruh mahasiswa jurusan Pajak.
Sedangkan
menurut paslon 1, mereka ingin
menggunakan media sosial untuk menampung segala referensi dari mahasiswa
dan mencari jalan
tengah. Mereka akan mencari grand design seperti apa yang benar-benar cocok untuk
mahasiswa reguler dan alih program. Sedangkan langkah nyata dimulai dari diskusi-diskusi kecil dan adanya rapat koordinasi antara seluruh
mahasiswa jurusan pajak.
Sesi pertama berakhir kemudian
dilanjutkan dengan tanya jawab antar paslon yang berfokus pada bagaimana komitmen dan kinerja program kerja
masing-masing lawannya. Setelah sesi kedua usai, sesi selanjutnya adalah
tanya jawab dengan audiens yang hadir. Salah satu pertanyaan yang diajukan adalah apakah penerbitan simultax plus tiap dua sampai tiga
minggu sekali lebih mementingkan
process control atau output dari simultax plus. Paslon 1 menjawab bahwa
proker paslon 2 yang menerbitkan simultax
plus tiap 2-3 minggu
akan menghasilkan output yang kurang
berkualitas karena akan mengganggu kehidupan perkuliahan pembuat simultax yang berdampak pada output yang tidak maksimal. Menanggapi hal tersebut, paslon
2 memberikan tanggapan bahwa mereka akan menyeimbangkan proses dan output yang sejalan.
Mengakhiri
rangkaian acara, debat publik ditutup dengan closing statement dan pesan dari masing-masing
paslon.
“Keluarga
Mahasiswa Pajak merupakan seluruh mahasiswa jurusan pajak, yaitu kita semua.
Maka dari itu teman-teman, kita harus saling membantu satu sama lain, saling
koordinasi dan sharing, melontarkan
aspirasi kita masing-masing untuk mengetahui kebutuhan apa yang kita butuhkan
yang insya Allah akan difasilitasi
oleh Keluarga Mahasiswa Pajak. Kita di sini sebagai fasilitator, himpunan yang
menghimpun aspirasi teman-teman yang akan diwujudkan dalam program-program yang
akan mengatasi keresahan, mengembangkan minat dan bakat teman-teman. Oleh
karena itu kita di sini adalah satu, bersama, mari satukan suara kita demi
Pajak Satu Jiwa,” tutup paslon
1.
“Kita sebagai
mahasiswa-mahasiswi jurusan Pajak,
sebagai keluarga, membutuhkan rumah yang
nyaman dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan. Kami sebagai pasangan calon
nomor dua ingin menghadirkan KMP PKN STAN sebagai rumah yang dibutuhkan
mahasiswa-mahasiswi jurusan Pajak. Kami membuka aspirasi teman-teman mulai saat
ini. Saat ini teman-teman bisa menyampaikan aspirasinya di instagram kami, @milikkitabersama_ .Kami terbuka dengan teman-teman semua, jika ada
program yang ingin disampaikan atau diusulkan untuk KMP kedepannya,” tambah
paslon 2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar