Media Center PKN STAN - Diadaptasi dari kisah nyata Desmond Doss, prajurit asal Amerika yang berperang tanpa senjata melawan Jepang pada Perang Dunia II, kisah prajurit ini sangat menginspirasi banyak orang hingga dituangkan dalam bentuk film yang dirilis pada tahun 2016. Film ini menceritakan tentang masa kecil Desmond yang secara tak sengaja hampir membunuh adiknya sendiri. Sejak saat itu, ia menjadi orang yang memiliki keyakinan teguh bahwa ia tidak akan membunuh siapapun dan tidak ingin memegang senjata.
Hacksaw Ridge merupakan film garapan Summit Entertainment dan Cross Creek Pictures yang dibantu oleh 13 studio lainnya. Film ini disutradarai oleh Mel Gibson, sedangkan Robert Schenkkan bersama Andrew Knight menjalani peran penting sebagai penulis naskah skenario.
Sinopsis Hacksaw
Ridge
Desmond dibesarkan dengan penuh
kasih sayang oleh ibunya, ia selalu membaca kitab suci dan pergi ke gereja
untuk menjadi pelayan. Ia menemukan tentara yang terluka parah di sana. Karena kebaikan
hatinya, Desmond membawa tentara yang terluka tersebut ke rumah sakit terdekat
dan di sana ia bertemu dengan Dorothy, perawat di rumah sakit tersebut. Desmond
melihat bahwa tentara yang terluka itu sama seperti adiknya ketika ia tak
sengaja hampir membunuhnya. Ia ingin sekali menolong tentara itu, tetapi tidak
tahu bagaimana caranya.
Ambisi Desmond untuk merawat tentara
yang terluka di medan peperangan membuat ia nekat untuk mendaftarkan diri
menjadi tentara, yang tentu saja ditentang keras oleh sersan. Keanehan prinsipnya
itu membuat Desmond dianggap berbeda dan dikucilkan oleh lingkungan sekitarnya.
Desmond dalam masa pelatihan sering dipukuli oleh teman-temannya karena
dianggap beban. Namun, hal tersebut tetap tidak bisa membuat Desmond untuk
memegang senjata. Ia tetap berpegang teguh pada ajaran agamanya bahwa ia tak
boleh membunuh dan menyakiti siapapun.
Pada saat peperangan, Desmond
menjadi orang yang memberikan bantuan medis pada tentara yang terluka. Hal yang
menarik terjadi di sini, ketika semua tentara Amerika merasa lengah, Jepang
berhasil melakukan pengeboman pada tanker pihak Amerika. Sadar bahwa mereka
sudah tidak memiliki pelindung berupa tanker, mereka memilih mundur dengan
bantuan tali untuk menuruni bukit lokasi pertempuran. Ketika semua tentara yang
masih hidup sudah mundur dari pertempuran, Desmond memilih untuk tinggal di atas
dan menyelamatkan tentara yang masih hidup dan terluka. Karena keyakinannya
pada Tuhan, Desmond dapat membantu 75 tentara seorang diri dengan menurunkan
satu per satu tentara menggunakan tali simpul yang selalu menjadi bahan olokan
tentara lainnya.
Perjuangan Desmond tentu tak mudah,
mengingat ia harus menyelamatkan tentara yang masih hidup seorang diri,
sementara tentara Jepang sedang berkeliaran mencari tentara Amerika yang masih
hidup diatas lembah pertempuran. Berkali-kali ia merasa tak akan kuat menahan, tetapi
ketika satu orang dapat diturunkannya, ia selalu berdoa pada Tuhan untuk
meminta satu lagi. Dan begitu seterusnya hingga ia dapat menyelamatkan 75
tentara. Desmond tidak hanya menyelamatkan tentara Amerika saja, ia juga
menyelamatkan satu orang tentara Jepang yang ia temui. Atas ketangguhan dirinya
dalam menyelamatkan para tentara seorang diri, Desmond mendapatkan Medal of
Honor yang disematkan oleh Presiden Amerika sebagai satu-satunya tentara
Amerika yang dapat menyelamatkan tanpa memegang senjata.
Film ini dikemas cukup apik dengan
plot yang rapi dan dapat membangkitkan emosi para penonton. Kisah percintaan
dalam film ini tidak terlalu ditonjolkan karena memang dominasi film ini adalah
kisah penyelamatan yang dilakukan oleh Desmond. Penonton akan tersentuh dengan
keteguhan hatinya meskipun sering dihina dan dipukuli karena keanehannya. Akan
tetapi, ia senantiasa mendoakan mereka serta bagaimana menolong rekannya yang
terluka dengan mengorbankan keselamatan dirinya sendiri. Hal tersebut yang membuat
penonton bisa menangis terharu. Film ini memberi kita sudut pandang baru bahwa
seseorang yang memiliki keyakinan teguh terhadap agamanya bukan untuk
dilecehkan, melainkan dihormati.
Kontributor: Ezra S.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar