Ada Harapan, sebuah akronim dari kedua nama pasangan calon (paslon) nomor satu, yakni Aan Tri Fahtiar dan Diftania Fika
Maulidya. Kedua mahasiswa D III Kebendaharaan Negara 2018 ini bisa dibilang memiliki keunikan
tersendiri lantaran tidak seperti paslon lainnya yang memiliki pasangan dengan
gender yang sama. “Ini juga bisa menjadi keberagaman, seperti perempuan itu
bisa menjadi pemimpin. Nggak usah takut, walaupun seperti yang kita tahu
bagaimana stigma masyarakat terkait seorang perempuan yang menjadi pemimpin,”
ujar Difta ketika ditanya mengenai keunikan mereka.
Sekalipun paslon nomor satu ini terlihat memiliki cukup banyak
perbedaan, tetapi keduanya sepakat bahwa kehadiran Himamankeu bagi mahasiswa
jurusan Manajemen Keuangan sangatlah penting. Himamankeu menjadi wadah baik
aspirasi, sumber dayanya sendiri, ataupun memberikan jembatan bagi mahasiswa
dengan pihak-pihak di jurusannya.
Sosok Pemimpin bagi Aan - Difta
Keduanya sependapat terkait sosok pemimpin yang dibutuhkan
Himamankeu saat ini adalah pemimpin yang bisa merangkul mahasiswa jurusan
Manajemen Keuangan, mampu bergaul dengan mereka, serta memiliki hubungan
kekeluargaan yang baik. Selain itu, sosok pemimpin juga harus memiliki 21st
century skills, yakni critical thinking, collaboration,
social dan lain-lain.
Keunikan paslon “Ada Harapan” ini pun tak lepas dari visi, misi,
dan program yang akan dicanangkan keduanya. Salah satunya adalah visi yang
mengangkat tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi dan pengabdian masyarakat.
Adapula Clarity Project, yakni pemaksimalan lagi program We Care serta
pelaksanaan program baru
yang mengharuskan mahasiswa untuk terjun langsung ke dalam masyarakat.
Kemudian, terkait aspirasi mahasiswa, akan diadakan fasilitas
berupa Pekan Aspirasi yang terdiri dari beberapa kegiatan, salah satunya adalah
Sarasehan, dengan mempertemukan jurusan, himpunan mahasiswa, dan mahasiswa
sendiri sehingga dapat menyamakan persepsi antara mahasiswa dengan
jurusan maupun Himamankeu serta memberikan aspirasi, masukan,
dan lain-lain. Selain itu, ada pula penerimaan aspirasi yang dilakukan sebulan
sekali secara rutin.
Antara Kekeluargaan dan Profesionalisme
Program lain yang akan menjadi keunikan dari paslon nomor satu ini
adalah adanya sharing antar tingkatan mahasiswa, yang juga melibatkan mahasiswa
Alih Program (AP). Mahasiswa AP dapat berbagi pengalaman dengan
mahasiswa Reguler tingkat tiga terkait prospek mahasiswa Jurusan
Manajemen Keuangan dalam dunia kerjanya. Sedangkan, mahasiswa tingkat tiga
dapat berbagi tips dan pengalaman kepada mahasiswa tingkat dua tentang
bagaimana cara untuk berkontribusi kepada kampus ini. Tidak lupa, mahasiswa tingkat
dua juga dapat berbagi pengalaman kepada mahasiswa tingkat satu supaya bisa
beradaptasi dengan jurusannya. Keduanya berharap dengan program ini, mulai dari
mahasiswa tingkat satu hingga AP dapat mendukung terciptanya rasa kekeluargaan di lingkungan
jurusan Manajemen Keuangan.
Bukan hanya kekeluargaan saja yang penting. Aan dan Difta juga
berargumen bahwa profesionalisme sama pentingnya dan harus berjalan seiringan
karena kekeluargaan tidak bisa serta merta menghilangkan profesionalisme.
Sebaliknya karena kekeluargaan lebih dekat, koordinasi dalam menyampaikan suatu
hal menjadi lebih mudah, sehingga dari sebuah kekeluargaan bisa menimbulkan
profesionalisme.
Terakhir, keduanya pun berpesan kepada para mahasiswa PKN STAN, terutama
mahasiswa jurusan Manajemen Keuangan, “Siapapun calon yang akan kalian pilih
untuk menjadi pemimpin, percayalah bahwa Pemira ini adalah ajang pendewasaan
bagi kita masing-masing. Percayalah bahwa kita satu keluarga dan percayalah
bahwa jurusan Manajemen Keuangan akan berjaya. Jangan lupa agar datang ke
Pemira pada tanggal 11 Desember 2019, jangan golput! Siapapun pilihan kalian
merekalah yang akan menentukan masa depan jurusan kita nanti. Apapun Prodimu,
apapun agamamu, apapun ras, apapun warna kulitmu, kita di sini adalah satu.
Kita tergabung dalam satu jurusan, yaitu Manajemen Keuangan,” tutup paslon
nomor urut satu ini.
Kontributor : Rosyi, Athia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar