Media Center PKN STAN – Pada hari
kedua dalam rangka pelaksanaan Dinamika (Studi Perdana Memasuki Kampus) yang
diselenggarakan pada tanggal 22 September 2021 terdapat beberapa mata acara
yang tak kalah seru dari hari pertama. Walaupun dilaksanakan secara online
melalui Zoom Meeting dan kanal Youtube PKN STAN, para mahasiswa baru sangat antusias dalam mengikuti
kegiatan tersebut.
Pada hari tersebut, setelah dilaksanakannya acara rutin di pagi harinya,
terdapat acara Skill Lab yang terdiri dari Digital Tools, Public
Speaking, dan Research. Acara tersebut sangat seru karena para
mahasiswa baru akan diajari beberapa skill yg tentunya sangat bermanfaat
dalam menghadapi dunia perkuliahan di PKN STAN. “Kebetulan tadi aku dapet
bagian research, jadi kami dibagi kelompok dan dikasih tema
masing-masing per kelompok, kemudian kami diajari bagaimana cara menulis
menggunakan media Google Docs,” ungkap Oktavia Irda,
salah satu mahasiswa baru reguler PKN STAN dalam wawancaranya melalui sosial
media Whatsapp.
Pada acara berikutnya yaitu Bhinneka Discussion, juga tak kalah menarik
dengan acara yang sebelumnya. Dengan mengundang narasumber yang luar biasa
yaitu Zanuba Ariffah Chafsih dan Yenny Wahid (aktivis sosial dan
politik). Dalam sambutan oleh Bapak Rahmadi Murwanto, beliau berharap seorang
ASN harus mampu menciptakan sistem yang adil dan menghargai kebinekaan. Pada
acara ini lebih banyak membahas tentang tantangan kita sebagai warga negara
Indonesia yang kaya akan perbedaan dalam menghadapi radikalisme dan
intoleransi. Kita harus memiliki strategi untuk memperkuat rasa toleransi dan
juga harus menyadari tantangan dunia digital. Pancasila menjadi modal utama dan
bisa sebagai benteng ditengah tantangan intoleransi dan radikalisme tersebut.
Acara
talkshow motivasi dengan tagline “Semangat Membara, Berkarya Penuh Hati”
juga tak kalah seru dari acara-acara sebelumnya karena turut mengundang dua
narasumber inspiratif yaitu:
1. Dian
Inggrawati Soebangil selaku Owner Cahaya Mutiara Indonesia Fondation, Pegawai
Kementerian Sosial Republik Indonesia, dan ASN Inspiratif 2020. Ibu Dian ini merupakan PNS Kementerian Sosial penyandang
disabilitas. Dalam sesi talkshow ini, beliau dibantu oleh Juru Bahasa Isyarat
(JBI) untuk berkomunikasi.
2.
Andri Rizki selaku Co-founder Yayasan Pemimpin
Anak Bangsa (YPAB) dan LPDP Awardee.
Talkshow berlangsung cukup interaktif, kedua
narasumber antusias untuk membagikan pengalamannya dalam mengejar mimpi-mimpi
mereka. Andri Rizki Putra atau Kak Kiky dalam kesempatannya menyampaikan, “Di
mana pun karir kita berada, jangan pernah merasa bodoh untuk memulai dari nol.”
Beliau mendorong audiens untuk terus belajar dan melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi. Karena, dengan belajar menurutnya bisa membuka perspektif
baru dan mentransformasi cara berpikir seseorang. Selain itu, beliau juga
berpesan kepada para mahasiswa baru untuk jangan berfokus pada akademik saja,
namun juga mengikuti banyak kegiatan organisasi dan berinteraksi dengan
orang-orang dengan latar belakang yang berbeda agar para mahasiswa memahami
indahnya keberagaman. Selain Kak Kiky, Ibu Dian juga memotivasi para mahasiswa
baru bahwa dalam
hidup, kita jangan berfokus pada hambatan atau kekurangan, namun melihat pada
kesempatannya. Prinsip
tersebutlah yang beliau genggam hingga membawanya menggapai cita-cita dan
meraih banyak penghargaan. “Kegiatan sharing motivasi ini sangat bermanfaat
karena saya juga ikut belajar bahasa isyarat dengan Ibu Dian,” ungkap Rendi Dwi
Putra Ramadhan, mahasiswa baru reguler PKN STAN jurusan D4 Manajemen Keuangan
Negara.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus