Awal tahun 2020 merupakan tahun yang
sangat berat bagi penduduk Indonesia serta penduduk di negara lain. Hal ini
dikarenakan penyebaran virus Covid-19 di seluruh penjuru dunia mengakibatkan
perlambatan di berbagai lini kehidupan. Seluruh tindakan pencegahan telah
dilakukan oleh pemerintah Indonesia, mulai dari pembatasan aktivitas di luar
rumah, vaksinasi secara masif, pembuatan aplikasi tracking daerah rawan Covid-19, serta tindakan lainnya. Untuk
beberapa saat, langkah preventif yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dapat
berjalan efektif. Hal ini dibuktikan dengan penurunan jumlah pasien positif
Covid-19 pada bulan Agustus hingga Desember 2021 di Indonesia.
Pada tahun 2022, dunia kembali
diguncangkan oleh kehadiran varian baru dari virus Covid-19 yang dikenal dengan
nama Omicron. Merujuk pada website WHO, kemunculan varian ini pertama kali
diidentifikasi pada tanggal 24 November tahun 2021 di negara Afrika Selatan.
Varian Omicron yang dikenal dengan nama B.1.1.529 ini merupakan virus Covid-19
dengan tingkat mutasi virus yang sangat besar sehingga memungkinkan terdapat
gejala yang berbeda dengan virus terdahulunya. Gejala yang disebabkan oleh
virus ini masih diteliti lebih lanjut di laboratorium WHO, namun beberapa
gejala yang dialami pasien telah terdeteksi di beberapa kasus.
Terdapat beberapa pertanyaan
mengenai varian baru tersebut, seperti bagaimana kecepatan penularannya, apakah
vaksinasi yang telah dilakukan cukup kebal untuk menangkal varian baru, apakah
perawatan pasien yang mengidap varians baru sama dengan pasien virus biasa,
serta berbagai pernyataan medis lainnya.
Apa
Bedanya dengan Varian Lama?
WHO sebagai institusi yang
bertanggung jawab dalam penelitian medis di seluruh dunia menyebutkan varian
Omicron dikategorikan sebagai VoC atau Variant
of Concern, dimana hal ini berarti virus ini merupakan kategori virus
dengan risiko penularan yang tinggi serta kemungkinan gejala infeksi kembali
yang tinggi. Perbedaan yang amat terasa bagi beberapa pasien yang terpapar
Omicron adalah flu ringan serta rasa lelah ekstrim termasuk sakit kepala selama
dua hari atau lebih. Berbeda dengan virus Covid-19 sebelumnya, pasien dengan
varians ini tidak mengalami kekurangan kadar oksigen serta kehilangan indra
penciuman dan perasa. Namun gejala-gejala tersebut masih diperoleh dari
beberapa sampel pasien dan diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai gejala
pasti yang diakibatkan oleh varian Omicron.
Bagaimana
Langkah Pencegahannya?
Melansir dari situs WHO, upaya
pencegahan Covid-19 varian Omicron pada dasarnya sama seperti kasus infeksi
virus corona sebelumnya, yakni dengan menjalankan protokol kesehatan seperti
menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan menggunakan sabun/hand sanitizer. Selain itu, untuk
mengantisipasi Covid-19 varian Omicron, masyarakat juga diimbau untuk segera
melaksanakan vaksinasi. Memang, vaksin Covid-19 tidak bisa mencegah infeksi
virus corona secara 100%. Meski begitu, vaksin Covid-19 mampu mengurangi
keparahan penyakit Covid-19, baik untuk varian Omicron maupun varian lainnya.
Pendapat serupa juga diungkapkan
oleh seorang pakar penyakit menular, Steven Gordon, yang dilansir dari Kompas.
Menurutnya, penggunaan masker dapat menghalangi embusan partikel virus ke udara
di sekitar kita sehingga membantu mencegah penyebaran virus. Selain itu, masker
juga bisa menjadi penghalang keluarnya droplet
saat kita batuk maupun bersin.
"Tapi, masker kain yang
seringkali terbuat dari bahan seperti kapas tidak bisa memberikan perlindungan
efektif dari paparan virus yang sangat menular seperti virus Corona varian
Omicron," pungkasnya.
Oleh karena itu, agar dapat
memberikan perlindungan terbaik dari varian Omicron, gunakanlah masker dengan
tingkat filtrasi tinggi seperti N95 atau KN95. Seperti yang diungkapkan oleh
CDC, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, masker N95 dan
KN95 memiliki daya lindung yang lebih baik karena mengandung serat polipropilen. Serat ini berfungsi
sebagai penghalang mekanis dan elektrostatik sehingga dapat mencegah partikel
kecil masuk ke hidung atau mulut.
Kontributor: Andre & Galih Bayu
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar