Kamis, 21 Desember 2023
Tangerang Selatan, Media
Center PKN STAN – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) PKN STAN
kembali mengadakan acara BEM TALK dengan mengusung tema “Evaluasi dan Resolusi
Ormawa”. Pelaksanaan BEM TALK terhitung sudah berjalan untuk yang ke-4 kalinya.
Acara ini tidak hanya diperuntukkan kepada ormawa saja, namun terbuka untuk
seluruh mahasiswa PKN STAN.
Acara ini berlangsung di
Gedung N lantai 1, dengan dihadiri oleh Presiden Mahasiswa, Daniel Edgar
Hirasma Saragi, serta perwakilan dari setiap ormawa yang ada di PKN STAN. Acara
dimulai pukul 16.30 WIB dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kemudian,
dilanjutkan oleh moderator acara, Putu Tegar Pradiawan selaku Ketua Biro
Advokasi Mahasiswa, Kementerian Internal dan Advokasi Mahasiswa, ia berkata
bahwa pelaksanaan BEM TALK ini berjalan efektif dan menghasilkan suatu output
setelah melalui proses yang panjang. Poin penting dari BEM TALK kali ini ialah
pengevaluasian hasil kerja yang telah dilaksanakan oleh ormawa, hubungannya
dengan pelayanan BEM PKN STAN dan juga lembaga PKN STAN. Harapannya, akan
dihasilkan sebuah resolusi untuk tahun 2024.
Melalui kata sambutannya, Presma BEM PKN STAN mengatakan mahasiswa PKN STAN harus menyeragamkan pikiran terlebih dahulu dan juga kritis untuk memperbaiki hal-hal yang kurang baik.
Orasi setiap perwakilan Ormawa
Sesi orasi dipandu oleh Putu Tegar Pradiawan yang merupakan Ketua Biro Advokasi Mahasiswa dan dimulai dengan penyampaian evaluasi dari ormawa-ormawa, dilanjutkan dengan respon langsung dari Presma.
Permasalahan-permasalahan
yang menjadi poin penting BEM TALK kali ini, yang pertama adalah masalah
pendanaan kegiatan yang terbatas. Presma BEM PKN STAN menjawab, keterbatasan
dana yang dialokasikan ke ormawa terjadi karena dana mahasiswa yang tersedia adalah
pungutan dana terakhir mahasiswa tahun 2019 yang belum ada penambahan hingga
tahun ini berjalan. Maka dari itu, ini menjadi alasan pula untuk mengadakan
pungutan dana ormawa di tahun 2024. Selain itu, pengalokasian dana memerlukan
pertimbangan apakah UKM atau program kerja besar yang didahulukan. Adapun
solusi yang ditawarkan adalah diadakannya diskusi bersama dengan Kementerian
Keuangan BEM PKN STAN dan Bagian Keuangan dari Lembaga di tahun depan untuk
membahas standar biaya masukan (SBM).
Permasalahan yang kedua mengenai
tempat untuk menaruh aset ormawa. Mereka berkata bahwa aset yang dimiliki masih
dititipkan ke asrama karena keterbatasan tempat. Presma BEM PKN STAN merespon,
sebenarnya aset tersebut dapat diletakkan di ruangan yang ada di Student Center
lantai 2. Namun, kendalanya adalah masih ada barang-barang terdahulu seperti
alat supporteran.
“kami
memohon maaf karena follow up nya belum dilanjutkan, mohon bantuan teman-teman
Ormawa untuk terus mendorong BEM PKN STAN ketika ada kepentingan yang belum terakomodir
karena yang mengetahui kebutuhan Ormawa adalah kalian, para pengurus dan tidak
ada salahnya jika terus melakukan follow up ke BEM PKN STAN melalui kementerian
masing-masing”
Berlanjut ke permasalahan
ketiga, yakni terkait perizinan mahasiswa angkatan 2023 untuk mengikuti lomba
dan kegiatan keagamaan. Saat ini, mahasiswa angkatan 2023 sedang menjalani masa
asrama yang berarti perizinannya bersangkutan dengan Unit Pengembangan Karakter
(UPK) dan juga pihak dosen terkait. Kewenangan BEM PKN STAN sebatas mengajukan
perizinan dan penentuannya oleh pihak lembaga dan dosen. Padahal, terkait
perizinan sudah tertera pada Surat Tugas. Maka dari itu, perlu adanya
konsistensi terkait fungsi dari Surat Tugas.
Selanjutnya, terkait persuratan
dan peminjaman ruang untuk kegiatan. Masalah yang dibahas yaitu adanya
permintaan terkait dari ormawa yang tidak terkonfirmasi. Solusi yang ditawarkan
BEM PKN STAN ialah di tahun 2024, persuratan dan peminjaman ruang akan
diarahkan langsung ke pihak SUBAMA untuk mempersingkat proses tersebut. Akan
tetapi, ormawa harus siap untuk mondar-mandir ke SUBAMA.
Permasalahan kelima, terkait
kegiatan yang bertumpuk di bulan Oktober dan peraturan baru waktu open
recruitment (operec) ormawa yang diadakan setelah UTS. Bagaimana dengan ormawa
yang tidak ada oprec dan harus melalui Pendidikan dan Pelatihan yang
membutuhkan waktu 2-3 bulan, sedangkan waktu oprec dipersingkat di satu waktu? Solusi
yang dapat ditawarkan BEM PKN STAN adalah mendorong mahasiswa untuk mengikuti
seluruh ormawa di PKN STAN, menyebar di seluruh kepanitiaan pula. Kemudian, peraturan
baru terkait waktu open recruitment mengikuti arahan dari lembaga. Awalnya,
oprec tersebut akan diadakan setelah UAS, namun dengan diskusi dan lain
sebagainya boleh diadakan setelah UTS. Perlunya diadakan diskusi lebih lanjut
dengan lembaga terkait hal tersebut.
Merangkum dari
permasalahan-permasalahan tersebut, penekanan yang harus dilakukan BEM PKN STAN
ada pada fleksibilitas anggaran dan juga fleksibilitas perizinan. Hasil diskusi
bersama ini menjadi acuan BEM PKN STAN untuk melakukan perbaikan di tahun mendatang.
Ormawa diharapkan bisa lebih kritis dalam menyampaikan masukan kepada BEM PKN
STAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar