menu melayang

Senin, 22 April 2024

Pemikiran Kartini dalam Aksi : Peran Mahasiswa sebagai Agen Perubahan

    Kontribusi R.A. Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita tidak lekang oleh waktu. Kecerdasan dan keberaniannya menjadikannya sebagai sosok yang disegani dan dihormati. Dulunya, kaum perempuan kerap mengalami penindasan secara mental dan fisik. Namun berkat Kartini, perempuan sekarang mendapat kesetaraan untuk menggapai mimpinya serta bebas mewujudkan apa yang dipikirkannya demi kemajuan di berbagai bidang.


    Karena peranannya tersebut, Hari Kartini umumnya digunakan sebagai pengingat agar kaum perempuan dapat terus bersinar, percaya diri, dan pantang menyerah untuk mewujudkan mimpi dengan caranya sendiri. Namun dengan segala pemikiran, perjuangan, dan perlawanannya, Hari Kartini dapat pula dimaknai oleh setiap orang agar terus berperan dalam kehidupan sehari-hari, seperti :


  1. Kesetaraan Gender

Kesetaraan Gender merupakan pemikiran utama dari Kartini. Melihat perjuangannya, kita dapat melihat betapa pentingnya kesetaraan gender, baik di masa lalu maupun di masa sekarang. Hal yang bisa dilakukan oleh mahasiswa sebagai agen perubahan adalah memperjuangkan kebijakan yang mendukung kesetaraan gender di berbagai lingkungan. Selain itu, mahasiswa juga bisa mengkampanyekan tentang kesadaran untuk menghormati perempuan.


  1. Pendidikan

Tidak kalah pentingnya dari poin pertama, Kartini sangat vokal dalam menggaungkan tentang pentingnya pendidikan. Pendidikan sebagai salah satu cara untuk mencapai kemajuan suatu bangsa. Oleh karenanya, mahasiswa dapat terlibat dalam program-program masyarakat atau menginisiasi proyek-proyek pendidikan bagi masyarakat terpencil.


  1. Kemandirian Ekonomi

Kemandirian ekonomi membuat seseorang tidak lagi bergantung pada orang lain. Dengan begitu, seseorang tersebut dapat bebas untuk berkarya dan memiliki kesejahteraan fisik serta psikologis. Mahasiswa dapat mewujudkan hal tersebut dengan cara, seperti membangun koperasi, memperjuangkan program-program kewirausahaan, ataupun dengan pelatihan keterampilan.


Dengan menghayati dan mengamalkan pemikiran Kartini dalam aksi nyata, mahasiswa sebagai agen perubahan secara signifikan akan menciptakan lingkungan masyarakat yang inklusif dan berkeadilan.

 

Kontributor : Ulul Asmi Patonah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top

Cari Artikel